Kamis, 27 Juni 2013

Budaya Berburu Babi Luar Biasa Milik Indonesia

Kebiasaan berburu hewan liar di hutan, telah hidup sama tuanya dengan peradaban manusia. Awalnya, orang berburu untuk memenuhi kebutuhan makan, lantas berkembang untuk memberantas hama alias hewan pengganggu tanaman, ketika manusia mulai bercocok tanam dan sekarang, hal itu di menjadi sebuah hobi.





Karena itu, tiap komunitas adat dan kerajaan di masa lalu, selalu punya kebiasaan berburu. Kini, tak semua budaya berburu itu bertahan. Dari sedikit yang tersisa, budaya berburu babi di Minangkabau menjadi salah satunya.




"Kebiasaan berburu babi di Minangkabau itu merupakan wujud gotong royong anak nagari untuk mengusir hama sekaligus ajang silaturahim.

Babi hutan adalah salah satu hama yang sering mengganggu tanaman padi dan kebun masyarakat Sumatra Barat. Karena itu, kebiasaan berburu babi beramai-ramai merupakan cara yang tepat menguranginya.

Bila di banyak tempat lain orang menggunakan senjata tajam atau senjata api, berburu babi di Sumatra Barat hingga kini mengutamakan penggunaan tenaga anjing.

Karena itu, di tiap nagari banyak yang memelihara hewan yang terkenal setia ini. Anjing-anjing tersebut rata-rata sudah terlatih dan agresif bila diajak berburu.




Pemeliharanya merupakan para pecandu berburu yang bukan saja berburu di nagarinya, tetapi juga sering ikut berburu di berbagai daerah. Bisa disebut, hobi berburu babi merupakan salah satu eksistensi diri bagi sebagian lelaki di Minangkabau.

Dan yang tak kalah pentingnya, sebelum berburu babi, muncak buru (ketua berburu) di nagari akan melapor dan minta izin pada ninik mamak atau pemangku adat setempat.

Dan ninik mamak setempatlah yang nantinya menentukan bagian hutan mana yang di perbolehkan untuk di jadikan ajang berburu.




Meski olah raga berburu babi banyak manfaat, para pemangku adat selalu mengingatkan agar pelaksanaan buru babi tetap tak lepas dari aturan adat dan syara’ yang menjadi filosofi orang Minangkabau.

Dan yang jelas secara tidak langsung kebudayaan ini sudah menjadi indetitas adat yang di miliki masyarakat minang kabau, serta telah menjadi bagian dari dunia pariwisata yang kaya akan nilai dan makna.